DKI Jakarta

pbwashliyah@gmail.com

IndonesianArabicThaiEnglishChinese (Simplified)

66 Tahun HIMMAH, Momen Koreksi Diri Secara Total

SEJARAH mencatat bahwa organisasi mahasiswa lahir, Sebagian besar pasca Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Organisasi Nahdhatul Ulama (NU) mendirikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada tahun 1960, Muhammadiyah mendirikan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada 1964 dan Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah) mendirikan Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) pada 30 November 1959/Zulkaedah 1328 H di Kota Medan, Sumatera Utara. Sebelumnya, kalangan mahasiswa Islam di seluruh perguruan tinggi, berafliasi dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berdiri pada tahun 1947, namun setelah itu setiap Ormas Islam membentuk organisasi mahasiswa masing-masing.

Berdasarkan AD/ART HIMMAH pada BAB III Pasal 5 menegaskan bahwa HIMMAH berfungsi sebagai wadah kaderisasi yang bertanggungjawab terhadap proses regenerasi dalam organisasi Al Washliyah dan mengembangkannya menjadi kader-kader bangsa yang berkualitas, berketerampilan, serta mampu menyerap dan menyalurkan aspirasi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

Sementara BAB IV Pasal 6 berbunyi, HIMMAH bertujuan untuk mewujudkan terbinanya mahasiswa sebagai kader Islam yang memiliki kesadaran ilmiah, bertaqwa, berakhlaq mulia dan bertanggungjawab kepada agama, bangsa dan negara.

Sejak lahirnya HIMMAH di persada nusantara ini, telah menyatakan komitmennya menyiapkan kader sebagai generasi pimpinan Al Washliyah, bangsa dan negara. Al Washliyah sebagai organisasi induk, lahir pada 30 November 1930/9 Rajab 1349 H di Kota Medan, Sumatera Utara. Dengan kata lain bahwa Al Washliyah lahir sebelum Indonesia merdeka, maka jelaslah, Al Washliyah adalah organisasi tertua di negara ini, lebih tua dari usia partai politik yang berkuasa sekarang. Turut merebut, mempertahankan dan mengawal NKRI dari dahulu sampai sekarang.

Sudah 66 tahun berdiri, maka HIMMAH sebagai organisasi mahasiswa Islam di sejumlah kampus di Indonesia, tentunya menjadikan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 pada 30 November 2025 sebagai momen berharga untuk koreksi diri. Kenapa? Sebab perjalanan 66 tahun, tentunya masih mengalami berbagai kendala dan problematika, sehingga ke depan akan lebih fokus dan terkoordinasi secara internal dan eksternal.

Kemudian, pada hari Jumat-Ahad, tanggal 08-10 Agustus 2025 ini, digelar muktamar XI HIMMAH di Jakarta, Insya Allah, rapat tertinggi ini akan diikuti seluruh pengurus wilayah dan cabang HIMMAH se-Indonesia. Diharapkan, muktamar ini jangan hanya ramai membahas bakal calon ketua umum, namun masalah penajaman program dan rekomendasi terabaikan oleh peserta. Padahal program kerja sangatlah menentukan eksistensi organisasi, dan terpenting lagi, muktamar HIMMAH hendaknya dapat menghindari virus ‘gaya partai politik.’ Muktamar organisasi ini belangsung lancar, tertib sehingga menjadi contoh organisasi kemahasiswaan/kepemudaan di tanah air, karena santun, beradab dan nuansa marhamah.

EKSISTENSI KADER

Melalui momen ulangtahun dan muktamar HIMMAH, seyogianya pimpinan mahasiswa dan organisasi Al Washliyah melakukan evaluasi menyeluruh. Adakan kajian yang mendalam, program apa saja yang belum dan sudah dilaksanakan. Buatkan persentasenya, bidang apa yang lebih menonjol dan mana yang harus diperbaiki. Secara umum, program yang digaungkan, misalnya sejuta kader, program ekspansi dan lainnya, apakah sudah tercapai, atau mengalami kendala sumber daya manusia (SDM) atau finansial.

Keberadaan kader HIMMAH, menurut pengamatan masih membutuhkan pembinaan, peningkatan kompetensi, termasuk instrukturnya. Selain itu, membangun komunikasi rutin dengan senior/sesepuh kader HIMMAH, wajib terlaksana. Dengan demikian, keberadaan kader formal, yaitu mahasiswa yang mengikuti jenjang kekaderan, seperti Latihan Kader Dasar (LKD), Latihan Kader Menengah (LKM) dan Latihan Kader Instruktur (LKI) dan instruktur tingkat nasional, merasa dipehatikan pimpinan organisasi. Kalau perlu melalui sistem pembinaan ala mentor, sehingga jalur pembinaan komunikatif antara kader aktif maupun alumni/senior HIMMAH.

Harus diakui bahwa kader merupakan potensi besar untuk mengembangkan sayap organisasi di berbagai wilayah. Karena itu, perlu wadah komunikasi mengumpulkan kekuatan. Kader yang berserakan, maka kewajiban pimpinan organisasi untuk menyatukan dan mengumpulkan.

Faktor merekrut anggota baru, sebenarnya HIMMAH memiliki peluang besar, apabila dibandingkan dengan organisasi mahasiswa lain di Indonesia. Al Washliyah sebagai organisasi induk, telah memiliki ratusan dan belasan Lembaga Pendidikan hingga perguruan tinggi. Sementara organisasi mahasiswa lain, tidak punya sekolah atau kampus, tapi kadernya ada di mana-mana. Sekarang sudah jelas barangsiapa yang belajar di madrasah/sekolah Al Washliyah, maka dia harus menjadi anggota Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA), dan barangsiapa yang kuliah di perguruan tinggi Al Washliyah, otomatis anggota HIMMAH, sebaiknya tidak boleh yang lain.

Keunggulan lain, Al Washliyah memiliki Universitas Al Washliyah (UNIVA), Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah di Medan, Univa Labuhan Batu di Rantau Prapat, Unada di Aceh, Sekolah Tinggi di Sibolga dan Binjai, serta Sekolah Tinggi Agama Islam di Barabai, Kalimantan Selatan, akan menjadi modal besar untuk merekrut anggota HIMMAH, maka program sejuta kader akan tercapai apabila buku panduan kader dan peraturan organisasi (PO) tentang kader dipatuhi dan diamalkan.

Dukungan organisasi Al Washliyah, rektor dan kepala sekolah, sangat diperlukan untuk kelangsungan organisasi mahasiswa Al Washliyah ini. Bukan sekadar omon-omon atau konsep di atas kertas. Yang diperlukan adalah implementasinya di lapangan. Selain itu, peringatan HUT tahun ini menuntut kinerja maksimal pengurus baru tingkat pusat, wilayah, cabang dan komisariat. Bersatupadu mewujudkan program unggulan, terutama program yang berpihak kepada kepentingan anggota HIMMAH di perguruan tinggi.

Pimpinan organisasi harus lebih peduli kepada kesuksesan perkuliahan anggotanya, melalui kegiatan bimbingan belajar, diskusi dan lainnya, serta mengurangi aksi-aksi jalanan apabila tidak membawa manfaat terhadap anggota.

Diharapkan kampus Al Washliyah tampil terdepan mengerakkan HIMMAH di lingkungan masing-masing. Karena kampus dan sekolah/madrasah Al Washliyah merupakan pangkalan/basis kader HIMMAH dan Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA). Berdasarkan pengalaman puluhan tahun lalu, perkembangan HIMMAH di Sumatera Utara, contohnya, paling maju di IAIN Sumut (sekarang UIN), UISU dan USU, sementara UNIVA Medan sebagai kampus swasta tertua, pergerakan organisasi HIMMAH lamban pada waktu itu.

MOMEN STRATEGIS

Melalui kesempatan ini, pengambil kebijakan organisasi hendaknya menjadikan HUT ke-66 HIMMAH dan Muktamar XI HIMMAH sebagai momen penting dan strategis memperbaiki diri secara total. Tidak setengah-setengah, apabila ada yang tidak memiliki komitmen tinggi terhadap kemajuan organisasi, sebaiknya turunkan di tengah jalan. Sebab Al Washliyah beserta organisasi bagian akan mempercepat lari mengejar ketertinggalan.

Ulangtahun dan muktamar jadikan sebagai evaluasi kinerja. Peserta hadir bukan untuk ‘wisata’ di Jakarta, atau datang sebagai rombongan calon ketua tertentu, namun kurang peduli untuk merancang program kerja. Organisasi akan diperhitungkan, apabila solid dan kokoh serta memiliki program untuk kepentingan umat, bangsa dan negara. Kader HIMMAH harus memiliki keterampilan dan kemampuan/skill khusus. Karirnya harus kokoh dan menapak di bumi, tidak serba mengantung tanpa pegangan. Bagi kader yang pernah bertarung pemilihan umum lalu, silakan koreksi diri untuk perbaikan ke depan. Selamat HUT ke-66 dan Muktamar XI HIMMAH. Allahu a’lam bisshowaf. (syamsir)

lihat lebih banyak lagi

Ketum PB Al Washliyah & Ketua PPLN Malaysia Hadiri HUT Kemerdekaan di Konjen RI Kota Kinabalu Sabah

KINABALU - Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam'iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM beserta Ketua Pengurus Perwakilan Luar Negeri (PPLN) Al Washliyah...

Setelah 52 Tahun, PB Al Washliyah Kembali Merajut Dakwah ke Negeri Sabah Malaysia

KINABALU - Setelah 52 tahun berlalu, Pengurus Besar Al Jam'iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) merajut kembali perjalanan dakwah dai Al Washliyah ke Negeri Sabah,...

Diantar Ambulance Alzis Washliyah, Anza, Penderita Tulang Rapuh Periksa Rutin Sekali Seminggu ke RSCM

Di BALIK senyum kecil yang selalu ia pancarkan, tersimpan perjuangan besar. Siti Nur Anzaini atau kerap disapa Anza. Adalah seorang gadis berusia 13 tahun...

MTs Al Washliyah Tanjung Morawa Gelar Pemilu Raya, Denin Alvaro – Mhd Rizky Akbar Terpilih Jadi Ketua dan Wakil Ketua OSIM

TANJUNG MORAWA - Pemilihan Umum (Pemilu) Raya Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Washliyah Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, sukses digelar yang diikuti oleh...