DKI Jakarta

pbwashliyah@gmail.com

IndonesianArabicThaiEnglishChinese (Simplified)

Mengenang KH Aziddin, Ketua Umum PB Al Washliyah 1997-2010

KH AZIDDIN, SE, M.Sc, dilahirkan di Desa Bandar Durian, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara, pada tanggal 11 Desember 1942. Menikah dengan gadis bernama Hj Zainiar Lubis dan pasangan ini dikarunia 5 orang anak.

Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) periode 1997-2010 ini meninggal dunia pada usia 73 tahun, tepatnya hari Jumat 13 Februari 2015.

Jenazah dimakamkan di TPU Kemiri Rawamangun, Jakarta Timur. Pada saat itu almarhum menjabat Dewan Pertimbangan PB Al Washliyah.

Lima orang anak almarhum adalah, Abdul Haris Azhari (Alm), Ihutan Makmur, Mohammad Fajar Bakti Parlindungan, Nur Indah Sari dan Adlan Lee.

Semasa hidup, KH Aziddin termasuk aktivis organisasi. Menyelesaikan Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Fakultas Keguruan Ilmu dan Ilmu Pendidikan di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) di Medan, Sumatera Utara. Ia banyak bergaul dan mengenal tokoh-tokoh Al Washliyah, antara lain H.Bahrum Djamil, Adnan Lubis dan HM Arsyad Thalib Lubis. Tokoh ini dikenal oleh KH Aziddin, selain sebagai dosen di kampus, juga beliau mengenal dekat kepribadian tokoh dan ulama Al Washliyah tersebut.

Di Sumatera Utara, KH Aziddin aktif pada sejumlah organisasi sosial keagamaan, seperti Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA) tahun 1966. Ketua Umum Pemuda Pelajar Mahasiswa (IPEPMA) Labuhan Batu (1966-1971), anggota Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1966-1973. Anggota Sekber Golkar (1971-1974) dan Sekretaris Jenderal PB Al Washliyah (1986-1997).

Sejarah mencatat, andil KH Aziddin untuk menyelenggarakan Muktamar XVI pada 20-24 Februari 1986/10-14 Jumadil Akhir 1406 H di Wisma Haji Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan, cukup dominan dan luar biasa. Padahal waktu itu pelaksanaan muktamar sempat tertunda dari jadwal yang ditetapkan, akibat persoalan internal dan nasional. Akhirnya peran KH Aziddin bersama Ustad Ridwan Ibrahim Lubis (alm) dan lainnya, muktamar dapat terselenggara dengan sukses di era Orde Baru.

KH Aziddin terpilih sebagai Sekjen PB Al Washliyah, sementara Ustad Ridwan Ibrahim Lubis menjadi Ketua umum PB Al Washliyah. Keputusan muktamar yang paling monumental adalah perpindahan kantor sekretariat PB Al Washliyah dari Medan, Jalan Sisingamangaraja Medan, Sumatera Utara (Kini Kantor PW Al Washliyah Sumatera Utara) ke ibukota Jakarta. Kantor Sekretariat pertama berada di rumah Abah Yunan Helmi Nasution di Jalan Tomang Tinggi Raya, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol, Jakarta Barat.

Selain itu, pengurus besar dan organisasi bagian Al Washliyah pun ‘wajib’ berdomisili di Jabodetabek. Dengan ketentuan ini, banyak tokoh muda dan pengurus Al Washliyah ikut ‘hijrah’ ke ibukota seakan terbawa arus perpindahan pengurus besar.

Di bidang politik, KH Aziddin pada masa Orde Baru berkiprah melalui Partai Golkar, dan sempat menjadi anggota Sekber Golkar (1971-1973), anggota MPR (1992-1997), anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) tahun 1997-1998 sewaktu Presiden HM Soeharto.

Pada era reformasi, KH Aziddin menjadi anggota MPR (1999-2004). Ia juga menjadi satu di antara deklarator dan wakil Ketua DPP Partai Demokrat besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dideklarasikan pada 17 Oktober 2002. Partai Demokrat menjadi partai pemenang Pemilu dan menjadi partai penguasa sejak tahun 2004 sampai tahun 2014.

Di awal pemerintahan SBY, KH Aziddin sempat dipercaya menjabat Ketua Fraksi Demokrat DPR RI (2004-2006)dan anggota Komisi VIII DPR. Saat itu beliau masih menjabat Ketua Umum PB Al Washliyah.

Belakangan, KH Aziddin menyatakan keluar dari partai tersebut dan bergabung dengan Partai Hanura (Hati Nurani Rakyat) yang dibidani oleh Jenderal TNI Purn H.Wiranto yang dideklarasikan pada 13-14 November 2006.

Sosok KH Aziddin semasa hidup sangat ramah, supel, familiar dan selalu tampil rapi. Tidak heran apabila namanya mencuat dan tersohor ke mana-mana. Semasa era Presiden BJ Habibie, pengurus Al Washliyah melakukan kunjungan silaturahmi kepada Presiden BJ Habibie di Istana Merdeka sebagai rangkaian kegiatan organisasi Al Washliyah di Asrama Haji Pondokgede, Jakarta Timur.

Banyak catatan penulis buat mengenang KH Aziddin, satu di antara tokoh pembawa perkumpulan Al Washliyah ke pentas nasional. (syamsir)

lihat lebih banyak lagi

Sah! Ketum PB Al Washliyah Lantik Prof Saiful Akhyar Lubis Menjadi Rektor Univa Medan

MEDAN - Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam'iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM melantik Prof.Dr.Saiful Akhyar Lubis, MA menjadi Rektor Universitas Al...

HIMMAH Banten Sukses Gelar Webinar Nasional ‘Digital Youth Revolution’

TANGERANG - Dengan semangat mencetak pemuda yang siap menghadapi era digital dan disrupsi global, Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) Provinsi Banten sukses menyelenggarakan Webinar...

161 Mahasiswa Unada Banda Aceh dan STAI Al Washliyah Ikuti Wisuda Sarjana

BANDA ACEH - Sebanyak 161 mahasiswa ikuti wisuda sarjana strata 1 (S1) Universitas Al Washliyah Darussalam (Unada) Banda Aceh dan Sekolah Tinggi Agama Islam...

PP IGDA Bersama 33 Organisasi dan NGO Hadiri Konferensi Madani ASEAN Leadership di Kuala Lumpur

KUALA LUMPUR - Organisasi Wadah pencerdasan umat Malaysia mengadakan konferensi tingkat regional bersama organisasi Islam dan NGO Muslim di negara-negara ASEAN dengan mengundang 33...