HAJI ABDURAHMAN SJIHAB lahir pada tahun 1910 di Kampung Paku, Galang, Sumatera Utara, dahulu disebut Sumatera Timur. Wafat dalam usia 45 tahun karena sakit pada hari Senin tanggal 7 Februari 1955 di RSU Medan.
Haji Abdurrahman Sjihab sejak kecil sudah memiliki sikap kepemimpinan (leadership) yang menonjol. Sekitar tahun 1918 sampai tahun 1922 Abdurrahman Sjihab belajar di sekolah gebernament pada Maktab Sairussulaiman Simpang Tiga Perbaungan. Setelah itu beliau melanjutkan Pendidikan ke Maktab Islamiyah Tapanuli di Medan, Ketika itu maktab tersebut dipimpinan oleh Syekh Mochammad Yunus dan Haji Muhammad.
Haji Abdurrahman Sjihab diangkat menjadi guru di Maktab Islamiyah Tapanuli tersebut dan beliau melanjutkan pelajarannya ke Maktab Hasanilah yang dipimpin oleh Syekh Hasan Ma’sum.
Tahun 1930 beliau menunaikan ibadah haji ke Mekkah, Tanah Suci, Arab Saudi, dan menyempatkan diri belajar kepada Syekh Alie Maliky, Umar Hamdan, Hasan Masjsath, Amin Al Kutuby dan M.Alwy.
Haji Abdurrahman Sjihab adalah satu di antara pendiri dan pemimpin organisasi Al Jam’iyatul Washliyah (Al Washliyah). Bergerak aktif dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Gerak juang beliau memiliki peran penting dalam bidang Pendidikan dan dakwah, terutama di wilayah Sumatera Timur. Ia memimpin organisasi ini melawan penjajahan Belanda dan Jepang, serta berjuang mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain itu, Haji Abdurrahman Sjihab juga seorang politikus, dan menjadi anggota DPR dari Sumatera Timur dan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Kemudian beliau juga memiliki peran penting dalam Partai Masjumi, bahkan sempat menjabat Ketua Majelis Syuro Partai Masjumi.
PENGALAMAN
Pada tahun 1927 beliau membuka madrasah di Jalan Padang Bulan di samping pabrik Petodjo.
Tahun 1928 beliau pergi ke Malaya dan sekembalinya ke Medan tahun 1929, beliau diminta mengajar di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan sampai dengan tahun 1937.
Pada tahun 1932 beliau membuka Madrasah Al Jam’iyatul Washliyah yang pertama Waktu sore di Jalan Sinagar Petisah Medan.
Pada tahun 1936 beliau menjadi direktur Madrasah Tsanawiyah di Jalan Kalkutta dan pada tahun 1939 merangkap menjadi direktur Madrasah Muallimin dan Muallimat di Jalan Kalkutta dan Jalan Padang Bulan Medan.
Pada tahun 1940 Ketika Majelis Tarbiyah Umumi membuka Madrasah Qismul Ali, beliau diangkat menjadi direkturnya.
ORGANISASI
Pendiri organisasi Al Washliyah ini juga tercatat yang membentuk panitia penantang Gerakan Ahmadiyah Kodian di Sumatera Timur pada tahun 1934, dan terakhir menjadi Ketua Komite Pemberantasan Iktikad Ahmadiyah Kodian pada tahun 1935.
Pada tahun 1937 sampai dengan 1939 menjadi anggota Komite Menghadapi Ordonantie Nikah Bertajatet, Anggota Pengurus Wartawan Muslimin Indonesia (Warmusi), Pengurus Ichwannusshofa Indonesia (Perkumpulan Ulama dan Intelektual Muslim).
Pada tahun 1945-1946 menjadi anggota PB Majelis Tinggi Sumatera, Ketua Pimpinan daerah Majelis Islam Tinggi, Wakil Ketua Masjumi Sumatera, Ketua Komite Aksi Pemilihan Umum (KAPU) dan anggota Pengurus Folks Front (Persatuan Perjuangan Sumatera).
Dalam buku Seperempat Abad Al Washliyah banyak dikisahkan mengenai biografi almarhum Syekh Abdurrahman Sjihab ini, termasuk pengalaman oranisasi dan sebagainya.
Dalam kesempatan ini penulis hanya memapar sekelumit tentang beliau. Yang jelas beliu adalah tokoh dan pendiri peerkumpulan Al Washliyah yang kini (Tahun 2025), telah memiliki 35 pengurus wilayah dari 38 provinsi se-Indonesia, 382 pengurus daerah kabupaten/kota, 9 perwakilan luar negeri, 7 organisasi bagian Al Washliyah.
PUTRA ALMARHUM
Penulis sempat kenal dengan H.Helmi AR Syihab, Pengurus Besar Al Washliyah di Jakarta, sekitar tahun 1986-1990-an. Penulis banyak diskusi dan komunikasi dengan almarhum H.Helmi AR Sjihab, putra Almarhum Syekh Haji Abdurahman Sjihab di Jakarta. beliau pada Waktu itu, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PPP. Namun demikian, di antara wartawan peliput DPRD DKI dan Pemprov DKI Jakarta, beliau mengetahui bahwa penulis adalah wartawan ibukota yang juga kader Al Washliyah.
Almarhum Bang Helmi, demikian panggilan akrab penulis kepada beliau. Satu di antara anggota dewan yang bersuara fokal untuk konsumsi jurnalis. (syamsir)