JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof.Dr.H.Abdul Mu’ti, M.Ed ingin beramal membantu Ormas Islam, termasuk Al Jam’iyatul Washliyah. Ternyata Menteri yang berasal dari Ormas Muhammadiyah ini mempunyai cara tersendiri, yakni memberi bantuan renovasi sekolah negeri dan swasta, tapi yang benar-benar layak dapat bantuan.
Ketika menerima kunjungan silaturahmi Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) dibawah pimpinan Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH, MM di Kantor Kemendikdasmen RI, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, hari Rabu 26 Maret 2025/26 Ramadan 1446 H kemarin,
Turut serta dengan Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM, antara lain Sekjen PB Al Washliyah, Dr.Ir.H.Amran Arifin, MM.MBA, Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Al Washliyah, Prof.Dr.H.Deding Ishak, SH,MH, yang juga ketua Panitia Rakernas dan Rapimnas Al Washliyah, Ketua Bidang Pendidikan PB Al Washliyah, H.Ridwan Tanjung, SH, M.Si, Sekretaris Bidang Pendidikan PB Al Washliyah, Muhammad Razvi Lubis, S.Pd, M.Pd, Sekretaris PP Isarah, Raja Fanny Fatahillah, M.Si dan Sugeng Priyanto, Staf PB Al Washliyah.

Mendikdasmen menjelaskan bahwa pemerintah melalui kementerian yang dipimpinnya, memiliki rencana untuk merenovasi sekitar 12 ribu lebih sekolah semua jenjang se-Indonesia. Perbaikan itu, menurut Abdul Mu’ti, mantan Sekjen PP Muhammadiyah ini, akan dilakukan dengan cara swakelola.
Awalnya sekitar 10.450 ribu unit, namun setelah dikaji ulang oleh direktorat yang membidanginya, maka jumlah tersebut bertambah sekitar 2 ribu lagi, sehingga totalnya mencapai 12 ribu lebih.
“Kalau ada, misalnya, ada yang sangat diperlukan Al Washliyah, nanti ada diskripsi Menteri lah,” kata Abdul Mu’ti, yang disambut pengurus PB Al Washliyah dengan ucapan Alhamdulilah.
“Dan yang sangat pentinglah ya diskripsi lah, supaya menterinya bisa beramal. Begitulah caranya beramal. Amalnya begitu caranya membantu Ormas Islam,” papar Abdul Mu’ti.

Ketika baru dilantik menjadi Mendikdasmen Kabinet Merah Putih, ia mengaku terenyuh saat bertemu dengan ucapan ulama Prof Dr.Quraisy Syihab. “Beliau mengucapkan selamat kepada saya. Ini bukan ucapan selamat buat pak Mu’ti, tapi selamat untuk umat.”
Pihak Kemendikdasmen, kata Abdul Mu’ti, telah melakukan Kerjasama dengan MUI, Muslimat NU, Aisyiah. “Tinggal Al Washliyah?” tanya Abdul Mu’ti.
Pertanyaan ini spontan dijawab oleh Ketua Umum PB Al Washliyah, Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM. “Pada acara (Rakernas-Rapimna-red) itu, Pak,” jawab Masyhuril Khamis.
Abdul Mu’ti setuju dan menyarankan draf Kerjasama itu dikonsultasikan terlebih dahulu antara Depdikdasmen dengan PB Al Washliyah, sehingga naskah kerjasama/MOU itu dapat ditandatangani kedua belah pihak pada saat acara Rakernas dan Rapimnas di Lorin Hotel Sentul Bogor, pada 25 April 2025 mendatang.
PROGRAM PPG
Kepada rombongan PB Al Washliyah, Mendikdasmen menyambutnya dengan senang dan gembira. Ia memaparkan sejumlah program Kemendikdasmen dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Antara lain program Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada tahun ini sebanyak 806 ribu guru akan mengikuti program PPG dan Insya Allah tahun 2026 mendatang, menurut dia, dari jumlah itu dapat terserap 96 persen sudah PPG, kalau guru sudah PPG maka akan sertifikasi.
“Kalau sudah bersertifikat oleh bapak Presiden, dinaikkan dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta dan sekarang ditransfer langsung,” jelas Mendikdasmen.

Selain itu, selaku Mendikdasmen kemarin, ia baru melounching rumah subsidi untuk guru. Pertama baru sebanyak 20 ribu unit di 7 kota besar di Indonesia, meliputi Bogor, Jawa Barat, Medan Sumatera Utara. Banda Aceh dan Papua.
Rumah subsidi ini type 36 dengan tanah seluas 60 meter. Satu unit rumah, kata dia, dihargai sebesar Rp185 juta. Pembangunan rumah subsidi ini dilakukan atas kerjasama dengan BTN, namun syarat pemilikan, kata dia, gaji guru tersebut harus dibawah Rp8 juta per bulan. Masa kerja minimal 2 tahun. Rumah pertama dan harus ditempati, tidak boleh rumah kedua atau lainnya. Sementara angsuran relatif murah dibawah Rp1 juta/bulan, masa angsuran selama 20 tahun.

Andai PB Al Washliyah memiliki lahan kosong, Mendikdasmen ini menyarankan melakukan kerjasama dengan BTN untuk membangun perumahan guru. Hal itu, menurut Abdul Mu’ti berdasar pengalaman dia sebagai Sekjen PP Muhammadiyah, telah dilakukan oleh organisasinya dengan BTN. “Sebelum ada dengan Pak Menteri Maruar, Muhammadiyah sudah ada dengan BTN penyediaan rumah untuk guru,” katanya. (sir)