DKI Jakarta

pbwashliyah@gmail.com

IndonesianArabicThaiEnglishChinese (Simplified)

Dalil Qunut pada Salat Witir di Separuh Akhir Bulan Ramadan

DISADUR dari kitab Mukhtashar Kitab al-Witri karya Abu Abdillah Muhammad bin Nashr al-Marwazi, seorang Ulama besar dalam Mazhab Syafi’i.
Pada kitab tersebut halaman 93 diterangkan bahwa:

عن الحسن ، أن أبي بن كعب ، أم الناس في رمضان ، فكان لا يقنت في النصف الأول ويقنت في النصف الآخر ، فلما دخل العشر أبق وخلا عنهم ، فصلى بهم معاذ القارئ وسئل سعيد بن جبير عن بدء القنوت في الوتر فقال : « بعث عمر بن الخطاب جيشا ، فورط متورطا خاف عليهم ، فلما كان النصف الآخر من رمضان قنت يدعو لهم »
وعن علي ، « أنه كان يقنت في النصف الآخر من رمضان وكان معاذ بن الحارث الأنصاري إذا انتصف رمضان لعن الكفرة وكان ابن عمر لا يقنت في الصبح ولا في الوتر إلا في النصف الآخر من رمضان وعن محمد بن عمرو : » كنا ونحن بالمدينة نقنت ليلة أربع عشرة من رمضان

« وكان الحسن ومحمد ، وقتادة يقولون : »
القنوت في النصف الآخر من رمضان « وعن عمران بن حدير : أمرني أبو مجلز ، أن أقنت في النصف الباقي من رمضان قال : » إذا رفعت رأسك من الركوع فاقنت « وسئل الحسن : هل في الفجر دعاء موقت ، قال : » دعاء الله كثير معلوم ، وإن الدعاء الموقت في النصف من رمضان « وعن ابن شهاب : » كانوا يلعنون الكفرة في النصف ، وفي رواية ، : لا قنوت في السنة كلها إلا في النصف الآخر من رمضان « وعن الحارث : » أنه كان يؤم قومه ، وكان لا يقنت إلا في خمس عشرة يبقين من رمضان « وكان عثمان بن سراقة يقنت في النصف الباقي من رمضان ، ويقنت بعد الركوع وقال المعتمر : كان أبي ، يقنت ليلة أربع عشرة من رمضان

قال الزعفراني ، عن الشافعي : » أحب إلي أن يقنتوا في الوتر في النصف الآخر ، ولا يقنت في سائر السنة ، ولا في رمضان إلا في النصف الآخر « ، قال محمد بن نصر : وكذلك حكى المزني ، عن الشافعي ، حدثني أبو داود ، قلت لأحمد : القنوت في الوتر السنة كلها ؟ ، قال : » إن شاء « قلت : فما تختار ، قال : » أما أنا فلا أقنت إلا في النصف الباقي إلا أن أصلي خلف إمام يقنت فأقنت معه « قلت : إذا كان يقنت النصف الآخر متى يبتدئ ؟ ، قال : » إذا مضى خمس عشرة ليلة سادس عشرة « وكان إسحاق بن راهويه ، يختار القنوت في السنة كلها

Dari Al-Hasan, bahwa Ubay bin Kab mengimami orang-orang dalam salat di bulan Ramadan, dan ia tidak melakukan qunut pada separuh pertama bulan Ramadhan, tetapi ia melakukan qunut pada separuh terakhir. Ketika tiba hari kesepuluh, ia lari dan meninggalkan mereka sendirian, dan Muadz Al-Qarimengimami mereka dalam salat. Said bin Jubair ditanya tentang memulai qunut dalam salat witir, ia berkata: “Umar bin Khattab mengirim pasukan, dan pasukan itu mendapat masalah dan ia khawatir terhadap mereka. Ketika tiba bagian kedua Ramadan, ia melakukan qunut dan mendoakan mereka.”

Dari Ali, “Dulu dia berdoa di paruh kedua bulan Ramadan. Ketika Ramadan telah berlalu setengahnya, Muadz bin Al-Harits Al-Anshari melaknat orang-orang kafir (dalam qunut). Ibnu Umar tidak berdoa di Salat Subuh dan Salat witir kecuali di paruh kedua bulan Ramadan. Dari Muhammad bin Amr, “Kami berada di Madinah berdoa di malam keempat belas Ramadan.”

Al-Hasan, Muhammad, dan Qatadah berkata: Qunut di separuh Ramadan terakhir: “Dari Imran bin Hudayr: Abu Majlaz memerintahkanku untuk melakukan qunut di separuh terakhir Ramadan. Beliau berkata: ‘Jika kamu mengangkat kepala dari ruku’, lakukanlah qunut.’” Al-Hasan ditanya: Apakah ada doa khusus di waktu fajar? Beliau berkata: “Doa kepada Allah itu masyhur dan banyak, dan doa khusus itu ada di tengah Ramadan.” Dari Ibnu Syihab: “Mereka biasa mengutuk orang-orang kafir di tengah-tengahnya.”

Dalam riwayat lain: “Tidak ada qunut sepanjang tahun kecuali di separuh terakhir Ramadan.” Dari Al-Harits: “Dia biasa mengimami kaumnya dalam salat, dan dia tidak melakukan qunut kecuali pada lima belas hari Ramadan yang tersisa.” Utsman bin Suraqah biasa melakukan qunut di separuh terakhir Ramadan, dan dia melakukan qunut setelah ruku’. Al-Mu’tamir berkata: Ayahku biasa melakukan qunut pada malam tanggal empat belas Ramadan.”

Al-Za’farani berkata dari Asy-Syafi’i: “Saya lebih suka mereka membaca Qunut Witir pada separuh terakhir, dan tidak membaca Qunut di bulan-bulan lainnya, dan tidak juga di bulan Ramadan kecuali pada separuh terakhir.” Muhammad bin Nasr berkata: Al-Muzani meriwayatkan hal yang sama dari Asy-Syafi’i, Abu Dawud mengatakan kepadaku, aku bertanya kepada Ahmad bin Hanbal: Apakah Qunut di bulan Witir itu sepanjang tahun? Beliau berkata: “Jika ia mau.” Aku bertanya: “Apa pilihanmu?” Beliau berkata: “Adapun aku, aku tidak Salat Qunut kecuali pada separuh yang tersisa, kecuali aku salat di belakang seorang imam yang Salat Qunut, dan aku Salat Qunut bersamanya.” Aku bertanya: “Jika ia Salat Qunut pada separuh yang lain, kapan ia memulainya?” Beliau bersabda: “Jika telah lewat lima belas malam, yaitu malam keenam belas.” Dan Ishaq bin Rahawayh biasa memilih untuk membaca Qunut sepanjang tahun.

Muhammad Abduh Nasution
Sekretaris Majelis Dakwah PD Al Washliyah Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

lihat lebih banyak lagi

HIMMAH Banten Sukses Gelar Webinar Nasional ‘Digital Youth Revolution’

TANGERANG - Dengan semangat mencetak pemuda yang siap menghadapi era digital dan disrupsi global, Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) Provinsi Banten sukses menyelenggarakan Webinar...

161 Mahasiswa Unada Banda Aceh dan STAI Al Washliyah Ikuti Wisuda Sarjana

BANDA ACEH - Sebanyak 161 mahasiswa ikuti wisuda sarjana strata 1 (S1) Universitas Al Washliyah Darussalam (Unada) Banda Aceh dan Sekolah Tinggi Agama Islam...

PP IGDA Bersama 33 Organisasi dan NGO Hadiri Konferensi Madani ASEAN Leadership di Kuala Lumpur

KUALA LUMPUR - Organisasi Wadah pencerdasan umat Malaysia mengadakan konferensi tingkat regional bersama organisasi Islam dan NGO Muslim di negara-negara ASEAN dengan mengundang 33...

Doa Awal Tahun Hijriah

MENGAWALI Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah, sangat dianjurkan untuk berdoa agar kebaikan sepanjang tahun menyertai kita. Orang beruntung menjadi harapan kita sebagaimana...