AHAD, 14 Agustus 2022, LKSA PB Al Washliyah kembali menggelar kajian rutin yang diadakan secara virtual. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Masa Depan Al Washliyah dalam Bidang Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya.” Tujuan diskusi kali ini adalah untuk menganalisa serta merancang masa depan Al Washliyah terutama dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Untuk itu, LKSA mengundang narasumber yang dinilai ahli, yakni Dr. Ridwan Nurdin, MCL (dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh sekaligus Ketua Pimpinan Wilayah Al Jam’iyatul Washliyah Provinsi Aceh).
Seyogyanya, pertemuan ini juga akan membahas politik Al Washliyah pada era Reformasi, tetapi akhirnya tema ini akan dibahas secara khusus di edisi berikutnya. Diskusi kali ini dipandu oleh Fahmy Efendy Siregar, M.E. yang merupakan Sekretaris LKSA, dan dihadiri oleh unsur PB Al Washliyah, pengurus LKSA, dan sejumlah pengurus dan kader Al Washliyah dari Aceh dan Sumatera Utara.
Diskusi hari ini merupakan kelanjutan dari diskusi-diskusi sebelumnya. Memang, dalam tahun ini, LKSA mencoba untuk membuat sketsa perjalanan politik Al Washliyah sejak era kolonial sampai era reformasi. Kata politik dalam tema ini tidak melulu masalah politik praktis, karena bagi para ahli politik sendiri, kegiatan pokok mengenai politik dikelompokkan menjadi dua jenis: low politics, yaitu politik praktis dan bermuara pada perebutan kekuasaan dalam pemerintahan; dan high politics, yang bersifat moral force dan kerap dimainkan oleh kelompok kepentingan (interest groups). Dari kajian-kajian sebelumnya terlihat bahwa Al Washliyah sama sekali tidak pernah menjadi partai politik, tetapi Al Washliyah tidak pernah abai, apalagi absen, terhadap persoalan politik di tanah air.
Secara umum, kesimpulan diskusi kali ini adalah bahwa di masa mendatang, Al Washliyah harus menjadi organisasi yang mandiri secara ekonomi, menerapkan sistem organisasi yang modern, dan memiliki banyak kader yang militan. Setelah itu, Al Washliyah tentu akan menjadiormas Islam terdepan, berpengaruh, dan ikut menentukan arah perjalanan politik di Indonesia.
Dr. Ridwan Nurdin menegaskan bahwa untuk memajukan Al Washliyah di masa mendatang, empat poin berikut perlu mendapatkan perhatian. Pertama, kader, pengurus dan anggota Al Washliyah perlu menginternalisasikan karakter-karakter yang dapat memperkuat organisasi, yakni mendukung persatuan dan tidak cinta perpecahan, senang bersilaturahmi, moderat dalam ibadah, ikhlas berkorban, siap sedia berjuang, taat aturan dan pimpinan, dan berjiwa menggerakkan.
Kedua, pengurus Al Washliyah perlu memperkuat sistem organisasi, memperkuat karakter kader, memperluas jaringan Al Washliyah dan organisasi bagian, mengurus aset secara profesional, menjunjung tinggi prinsip untuk maju bersama, mampu bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, dan lihai membaca perkembangan politik.
Ketiga, pengurus Al Washliyah perlu merancang kader andalan (kader penggerak) dengan memperhatikan variasi profesi, latar belakang wilayah, etnis dan sebagainya; merekrut pengurus yang berintegritas (pengurus yang mau mengurus organisasi, bukan pengurus yang ingin diurus), membangun sentra ekonomi yang tepat dan cerdas, dan memperkuat sebaran informasi kealwashliyahan agar informasi mengenai Al Washliyah bisa mendunia.
Keempat, pengurus Al Washliyah wajib meninggalkan sifat-sifat buruk yang bisa merusak tatanan dan masa depan organisasi, yakni egosentris, merasa benar sendiri, merasa berjasa, kurang percaya diri, malas berkreasi dan gemar konflik.
Hasil kajian-kajian LKSA terutama dalam bidang politik di tahun ini diharapkan dapat memberikan landasan historis, ideologis-filosofis dan moral-etis bagi perjuangan Al Washliyah dalam bidang politik saat ini dan di masa mendatang, meskipun sangat disadari bahwa Al Washliyah bukan partai politik. Tetapi, sebagai organisasi sosial keagamaan dengan jumlah pengikut yang signifikan, Al Washliyah tentu tidak boleh abai dan absen terhadap berbagai persoalan politik, pemerintahan dan negara yang terjadi di tanah air. Apalagi Ustaz M. Arsjad Th. Lubis pernah menegaskan bahwa politik termasuk bidang yang amat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang istimewa. Ustaz Nukman Sulaiman menambahkan bahwa Islam juga meliputi soal-soal politik, dan salah satu tujuan Islam adalah memegang kekuasaan dalam pemerintahan (politik).
Semua hasil paparan narasumber Awsat Forum pada tahun ini akan dipublikasikan dalam buku yang berjudul Al Jam’iyatul Washliyah: Ulama, Politik dan Resiliensi. Demi memudahkan akses, buku tersebut akan diterbitkan secara online dan bisa diakses pada Google Books agar seluruh pendukung dan simpatisan Al Washliyah di seluruh Nusantara, termasuk yang berdomisili di luar negeri, dapat membacanya melalui android masing-masing. LKSA juga akan menerbitkan
buku berjudul Filantropi Al Washliyah yang diharapkan dapat memberikan pedoman dan inspirasi bagi pengurus Al Washliyah dalam mengembangkan ekonomi organisasi di masa mendatang.
Semua buku terbitan LKSA PB Al Washliyah Insya Allah akan di-launching pada milad Al Washliyah ke-92 mendatang di kantor PB Al Washliyah.
Dr. Ja’far, M.A.
Dosen Pascasarjana IAIN Lhokseumawe
Ketua LKSA PB Al Washliyah