MEDAN – Sikap pemerintah Singapura mencegah dan mendeportasi Ustadz Abdul Somad (UAS) mendapat reaksi dari seluruh ormas Islam dan ummat Islam di Indonesia.
Sebab, pencegahan dan perlakuan yang diberikan pihak Imigrasi dinilai melecehkan ustadz kondang sekaligus ulama Indonesia ini yang berangkat ke Singapura melalui pelabuhan di Batam, Kepulauan Riau, Senin lalu dan tiba di Pelabuhan Tanah Merah Singapura pada pukul 13.30 WIB.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA) Sumut, H Zulham Efendi Siregar ST MH mengecam tindakan tersebut terhadap Ustadz Abdul Somad (UAS).
âSaya menilai terlalu berlebihan memperlakukan Ustadz Abdul Somad seperti tahanan dan menahannya di ruang imigrasi yang panas selama 4 jam bersama anaknya yang masih kecil beserta keluarganya,â tegasnya, Kamis (19/5/2022) di Medan.
Apalagi ketika itu UAS juga mempertanyakan apa penyebab dilarangnya masuk ke Singapura, namun pihak Imigrasi terkesan seperti ârobotâ tidak menjelaskan apa penyebab UAS dilarang masuk.
Zulham menyebutkan, pemerintah Singapura terkesan mencari alasan mengapa Tuan Guru UAS tidak dibolehkan masuk. Buktinya setelah 24 jam dan adanya desakan Kedubes Indonesia di Singapura, baru pemerintah Singapura menyebutkan kenapa UAS tidak boleh masuk.
âJelas, Tuan Guru UAS kesana untuk liburan. Alasan Singapura yang menyebut UAS memberikan pengajaran Ekstrim, tidak masuk akal dan hanya akal-akalan,â kecam tokoh pemuda Islam Sumatera Utara ini.
Buktinya, di negaranya sendiri, Tuan guru UAS tidak pernah bermasalah dengan dakwah yang disampaikannya. Bahkan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam mempersilahkan UAS berkunjung dan berdakwah.
âTuan guru UAS tidak pernah terbukti terlibat organisasi terlarang, radikal dan ekstrim. Kenapa seenaknya Singapura menyebut UAS mengajarkan paham ekstrim. Ini sudah jelas melecehkan ulama yang menjadi Panutan kita,â tukas Zulham.
Untuk itu, Zulham mendesak pemerintah Singapura mencabut pernyataannya tersebut kepada UAS dan meminta maaf kepada Tuan UAS serta Umat Islam Indonesia dan dunia. [okemedan.com/sir]