DKI Jakarta

pbwashliyah@gmail.com

IndonesianArabicThaiEnglishChinese (Simplified)

Resensi Buku: Ideologi Al Jam`iyatul Washliyah

BUKU berjudul Ideologi Al Jam’iyatul Washliyah merupakan salah satu karya Dr. Ja’far, M.A. pada tahun 2019 lalu. Peresensi sengaja menggunakan diksi ‘salah satu karya’, sebagai bentuk ungkapan bahwa Dr.Ja’far, M.A. merupakan penulis produktif (tidak hanya 1 karya per tahun, bahkan bisa mencapai 4-5 karya per tahun), terutama di kalangan warga “Al Jam’iyatul Washliyah”. Ini menunjukkan betapa penulis (Dr.Ja’far, M.A.) mendedikasikan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk Al Jam’iyatul Washliyah.

Sejatinya, resensi ini mengungkap beberapa aspek dalam buku yang dibagi dalam empat poin, yaitu Pertama kandungan buku ini adalah bentuk penegasan (Dr. Ja’far, M.A. menggunakan istilah re-publikasi) dari 5 (lima) artikel beliau yang terbit dalam berbagai jurnal ilmiah (grade SINTA 1 dan SINTA 2) serta kontributor buku.

Adapun lima tulisan yang dimaksud, yaitu (1) Peran Al Jam’iyatul Washliyah dalam Merevitalisasi Madhhab Shafi’i di Era Kontemporer terbit dalam Justicia Islamica: Jurnal Kajian Hukum dan Sosial (SINTA 2), (2) Respon Dewan Fatwa Al Jam’iyatul Washliyah Terhadap Isu Akidah dan Syariah di Era Global terbit dalam Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam (SINTA 2), (3) Al Jam’iyatul Washliyah dan Ideologis Islamisme di Indonesia diterbitkan oleh Suka Press Yogyakarta (Kontributor Buku), (4) Al Jam’iyatul Washliyah dan Problem Kepemimpinan Non Muslim dan Perempuan terbit dalam Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah (SINTA 1), dan (5) Respons Al Jam’iyatul Washliyah Terhadap Terorisme terbit dalam Akademika: Jurnal Pemikiran Islam (SINTA 2).

Kedua, buku ini patut diapresiasi. Sebab, penulis mengutip berbagai sumber primer tentang Al Jam’iyatul Washliyah, berupa dokumen resmi dan arsip organisasi. Tidak hanya sekadar mengutip dan mendeskripsikan sumber primer tersebut, penulis juga berupaya menunjukkan eksistensi organisasi secara objektif di era kontemporer untuk menjawab perbedaan pendapat di kalangan akademik dan masyarakat tentang problematika keummatan dan kebangsaan di Indonesia (kepemimpinan non-Muslim, kepemimpinan perempuan, dan terorisme), tentu dari perspektif Al Washliyah.

Ketiga, diksi dan redaksi kalimat tulisan dalam buku ini “hidup”. Artinya, penulis berupaya menyajikan naskah buku dengan pilihan kata (diksi) yang cocok untuk berbagai kalangan (masyarakat umum, warga Al Washliyah, dan dunia akademis), serta susunan redaksi kalimat yang sistematis memudahkan pembaca untuk menelusuri makna hakiki dari tulisan. Uniknya, pembaca terkesan ‘hampir hanyut’ dengan suasana emosional ketika membaca setiap lembar halaman buku.

Keempat, buku ini menegaskan bahwa secara ideologis Al Washliyah berasas Islam (dalam fikih menganut mazhab Syâfi‘i, dalam akidah menganut mazhab Asy‘ariyah/Ahl al-Sunnah wa al-Jamâ‘ah).

Ideologi organisasi ini diamini oleh seluruh warga Al Washliyah dalam setiap kegiatan dan kelembagaan organisasi, serta dipraktikkan (dilestarikan) melalui lembaga pendidikan di bawah naungan Al Washliyah.

Atas dasar ideologi ini pulalah, berbagai problematika kebangsaan dan keummatan dianalisa secara objektif dalam buku ini menurut perspektif Al Washliyah.

Lebih lanjut, sebagai hasil karya seorang insan, tulisan (buku) ini tak luput dari kelemahan. Tentu saja, kelemahan ini adalah bagian konstruktif dari tulisan, untuk direkonstruksikan menuju tahap ‘kesempurnaan’. Di antara kelemahan yang dimaksud, meliputi sumber kajian buku ini representatif dari sisi literatur ilmiah (buku, jurnal, dan naskah ilmiah kredibel lainnya), begitupun untuk kajian yang bersifat ideologis, butuh informasi akurat dari para informan yang secara langsung (warga Al Washliyah) maupun tidak langsung (bukan warga Al Washliyah) yang dapat memberi keterangan tentang paham yang dianut dan dilestarikan oleh organisasi. Dengan demikian, akan berimbang antara keterangan bersumber dari tulisan, maupun lisan (hasil wawancara).

Selain itu, hendaknya buku ini ditambahkan testimoni ‘tokoh Al Washliyah’ dan pengakuan dari lembaga yang berwenang di organisasi, sebagai penguat buku ideologi organisasi yang telah berdiri sejak 30 November 1930 lalu. Sebab, kurun waktu yang tidak singkat sejak berdirinya organisasi hingga tahun terbitnya buku (1930-2019), tentu menghadirkan berbagai dinamika dan problematika internal maupun eksternal organisasi. Pengukuhan dan pengakuan terhadap buku ini tentu menjadi arsip sejarah bagi organisasi.

Sebagai catatan, untuk bagian ini tentu bukan ‘ranah’ penulis, sebagai upaya menjaga orisinalitas dan objektivitas suatu tulisan, pihak organisasi lah yang harusnya mengapresiasi dan mengakui pentingnya buku ini bagi warga Al Washliyah. Entah itu di HAKI-kan, atau bentuk apresiasi lainnya. Semoga saja!

Terakhir, buku ini adalah bagian upaya melestarikan jargon Al Washliyah, “Hiduplah Washliyah Zaman Berzaman”. Bagaimana mungkin suatu organisasi ‘hidup’ tanpa ideologi? Bagaimana mungkin organisasi akan ‘hidup zaman berzaman’ dalam kurun waktu yang panjang dan menyejarah tanpa ada nota kesepahaman antar warganya (antar anggotanya) berupa ideologi organisasi? Untuk itu, sudah saatnya pihak PB Al Jam’iyatul Washliyah melalui kelembagaan di dalamnya menjadikan buku ini sebagai ‘bacaan wajib’ bagi warga Al Washliyah (mulai dari kalangan pelajar hingga tingkat PB), guna menanamkan pondasi yang kuat bagi warga (baca: kader) tentang Ideologi Al Jam’iyatul Washliyah.

Nashrun minallâh wa fathun qarîb, wabasysyiril mu’minîn. Wallâhu yaqûl al-Haqq wa huwa yahdi as-sabîl

Muhammad Shaleh Assingkily.

(Dosen STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara)

lihat lebih banyak lagi

Beroperasi 24 Jam, Bus Shalawat Antar Jemput Calhaj dari Hotel ke Masjidil Haram

MAKKAH - Jemaah calon haji Indonesia mulai berdatangan ke Makkah al-Mukarramah. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah siapkan bus shalawat untuk antar...

31 Peserta Ikut Test Calon Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan Univa Medan

JAKARTA - Pengurus Besar Al Jam'iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) menjaring wakil rektor, dekan, wakil dekan Universitas Al Washliyah (Univa) Medan, Sumatera Utara. Sebanyak...

Menabung Seribu Rupiah Sehari Sejak 1986, Pemulung dan Istri Berangkat Haji Tahun Ini

SOLO - Jika Allah SWT sudah memanggil, siapa sangka, langkah kecil menabung seribu rupiah sehari, bisa mengantarkan seorang pemulung barang bekas berangkat menunaikan ibadah...

Menag Lepas 227 Petugas Haji Daker Makkah Ditandai Penyerahan Pataka Merah Putih

TANGERANG - Sebanyak 227 Petugas Daerah Kerja (Daker) Makkah dilepas keberangkatannya menuju Arab Saudi. Mereka terbagi dalam dua gelombang pemberangkatan. Gelombang pertama sebanyak 147...