“Wa ukhra tuhibbunaha nashrun minalallahi wa fathun qariib wa basysyiril mu’minin.”
“Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikankah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (Ash Shaff: 13).
SURAT Ash-Shaff ayat 13 di atas merupakan salah satu firman Allah SWT yang menjadi sangat populer dikalangan warga washliyin, dan sebagai ciri khasnya apalagi setiap mengakhiri suatu pidato didalam forum resmi maupun dalam pertemuan lainnya.
Firman Allah tersebut juga mengingatkan kepada kita warga washliyin, tentang berita pertolongan Allah untuk menuju jalan mencapai puncak kemenanangan.
Organisasi Islam Al-Jam’iyatul Washliyah yang mana seluruh pengabdiannya terjabar dengan kemampuan disemua line kehidupan dan line perjuangan.
Dalam konteks ini, dalam tulisan yang sangat sederhana ini, penulis kutipkan terkait perjuangan untuk kemenangan, menurut pandangan Sayyid Qutub dalam karyanya Fi Zilal-al Quran ditulis thn 1951-1965 di Mesir. sebagai berikut:
MENURUT sunahnya kemenangan itu tidak datang di awal, tetapi di belakang atau di ujung perjuangan. Bahkan, kemenangan yang sudah sekian lama ditunggu-tunggu pun bisa tidak kunjung tiba.
“Sampai-sampai seorang Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya bertanya-tanya, “kapan pertolongan Allah (kemenangan) itu datang? ‘Katakanlah bahwa pertolongan Allah sudah dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214).
Ayat ini memperlihatkan dengan jelas bahwa kemenangan memerlukan proses perjuangan yang tak jarang amat panjang dan melelahkan.
Menurut Sayyid Qutub, “untuk menggapai kemenangan itu diperlukan jalan panjang mencakup lima tahap, yaitu iman, jihad, ujian dan cobaan, kesabaran dan tahan uji, serta mengorientasikan menuju Allah SWT semata (al-tawajjuh). Kemudian baru datang kemenangan dan kenikmatan.” ungkapnya. (Fi Dhilal al-Quran, 1/219).
‘IMAN’ sebagai tahap atau jalan pertama menuju kemenangan, menurut Quthub, harus benar-benar kuat dan tulus.
Iman disebut tulus apabila motivasi dan orientasi dari setiap kegiatan yang dilakukan seseorang murni karena Allah dan semata-mata mencari perkenan serta ridha-Nya.
Tahap berikutnya adalah ‘Jihad’, perjuangan mengokohkan iman itu sendiri dalam realitas kehidupan. Perjuangan ini pun harus tulus karena Allah dan di jalan-Nya (Li Allah wa fi Sabilih).
Nabi SAW pernah ditanya tentang tiga orang pejuang. Seorang berjuang karena fanatisme, seorang lagi karena mencari popularitas, dan yang seorang lagi karena berani (sombong).
Siapa di antara mereka yang berjuang di jalan Allah? Ternyata, semuanya bukan. Lantas Nabi SAW besabda, “Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan agama Allah, dialah pejuang di jalan Allah itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Perjuangan menegakkan kalimat Allah ini pasti akan mendapat tantangan dan perlawanan keras dari berbagai pihak baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Makin tinggi perjuangan ini, makin besar pula ujian dan cobaan yang harus dihadapi, ini memang resiko yang harus dihadapi para pejuang aktivis Islam.
Menghadapi ujian ini, mereka harus masuk pada tahap perjuangan berikutnya, yaitu ‘Sabar’ dan tahan uji.
Tahap-tahap perjuangan ini, menurut Quthub, akan memakan waktu panjang dan menghabiskan energi yang besar.
Pada saat inilah aktivis Islam memasuki tahap tawajjuh dan tawakkal ketika semua kekuatan dan tenaga yang dimiliki telah dikerahkan semua, dan tidak sedikit pun tersisa.
Pada tahap ini, mereka akan merasa bahwa tidak ada lagi sandaran dan kekuatan selain sandaran dan kekuatan dari Allah SWT.
Pada detik-detik terakhir inilah, menurut Quthub, kemenangan dan pertolongan Allah datang sesuai waktu dan hikmah yang telah ditetapkan-Nya.
Dari sini dapat kita pahami bahwa jalan kemenangan itu begitu panjang dan melelahkan. Kemenangan sejati memang memerlukan waktu lama.
Kemenangan yang diperoleh dengan cepat tidak akan berumur panjang, karena mereka yang memperolehnya tidak akan mampu mempertahankannya.
Meskipun panjang dan melelahkan, kemenangan dan pertolongan Allah itu harus tetap menjadi keyakinan setiap orang beriman. tulis quthub.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan di dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi kelak di Hari Kiamat.” (QS. al-Mukmin: 51).
Semoga uraian ini bagaikan suplemen bagi kader-kader dan pejuang Al-Washliyah masa kini untuk lebih bergairah dalam melanjutkan perjuangan para syuhada dan pahlawan Al Washliyah dari Zaman Ke Zaman.
Insya AllahâĤ Semoga bermanfaatâĤ
Aswan Nasution.
*Penulis Alumni 79 Al Qismul ‘Aly, Al Washliyah, Isma’iliyah Medan, Sumatera Utara.
*Pengurus Wilayah Al Washliyah Prov. Nusa Tenggara Barat (NTB) Priode 2019-2024.