RASULULLAH shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Orang yang paling keras azabnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang menyaingi ciptaan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Lafadz Yudhaahuuna bikhalqillaahi, orang-orang yang menyaingi ciptaan Allah. Makna yang dimaksud ialah orang-orang yang membuat patung-patung dan gambar-gambar makhluk yang bernyawa, kecuali bila untuk mainan, seperti boneka dan barang mainan lainnya, maka tidak termasuk yang diancam oleh hadits ini.
Akan tetapi sebagian ulama Fiqih mengatakan bahwa jika gambar atau patung tersebut hanya separoh badan, maka tidak apa-apa karena tidak dapat hidup hanya dengan separoh badan. Mereka mengatakan demikian karena mengingat ‘illat pengharaman yang dikemukakan oleh nash-nash menunjukkan bila bernyawa.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Sesungguhnya orang-orang telah membuat gambar ini akan di azab pada hari kiamat, lalu dikatakan kepada mereka: “Hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan itu.” (HR. Syaikhan).
Dalam hadits yang pertama, yaitu yang mengatakan bahwa orang yang paling keras siksaannya di sisi Allah kelak di hari kiamat adalah orang-orang yang membuat seperti ciptaan Allah. Dan dalam hadits ini dijelaskan siksaan yang akan diterimanya kelak di hari kiamat, yaitu ia disuruh memberikan roh kepada hasil ciptaannya itu, padahal ia tidak akan dapat melakukannya. Oleh karena itu, tiada henti-hentinya ia disiksa.
Kedua hadits inilah yang mengharamkan membuat gambar-gambar dan patung-patung, kecuali jika patung-patung tersebut dimaksudkan sebagai barang mainan, seperti boneka, maka hal tersebut tidak termasuk yang diancam oleh kedua hadits ini. Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Siti Aisyah r.a. mempunyai mainan boneka berupa kuda sembrani (kuda terbang), tetapi Nabi Saw. tidak melarangnya, bahkan beliau Saw. mengatakan bahwa kuda tersebut pernah dimiliki oleh Nabi Sulaiman a.s.
Rasulullah shalalkahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Allah Swt. telah berfirman, “Tiadalah orang yang lebih aniaya daripada orang yang mencipta (menggambar) seperti ciptaan-Ku (yakni menggambar makhluk yang bernyawa). (Apabila mereka hendak membuat gambar) hendaknyalah mereka menggambar biji gandum, atau biji jagung, atau biji jawawut.” (HR. Bukhari dan Muslim melalui Abu Hurairah r.a.).
Hadits ini di antara dalil-dalil yang mengharamkan membuat patung-patung berbentuk seperti manusia atau burung dan lain sebagainya yang bernyawa. Makna hadits ini, tiada seorang pun yang lebih aniaya daripada orang yang membuat patung-patung seperti ciptaan-Ku, maka cobalah mereka membuat biji yang dapat tumbuh, atau bibit yang dapat bertunas atau gandum yang dapat dimakan.
Dalam hadits yang lain Nabi Saw. telah bersabda, “Setiap pembuat patung masuk neraka, dan tiap-tiap pantung yang dibuatnya itu dijadikan suatu bentuk sosok yang diserupakan dengan yang digambarnya, lalu menyiksa pembuatnya di dalam neraka Jahannam.” (HR. Muslim melalui Ibnu Abbas r.a.).
Barang siapa yang membuat patung atau gambar makhluk yang bernyawa, kelak di hari kiamat Allah akan mengazabnya dengan cara menyuruhnya untuk meniupkan roh ke dalam tubuh patung atau gambar yang telah dibuatnya itu, sedangkan ia tidak mampu melakukannya.
Adalah termasuk syirik besar jika kita berdoa kepada selain Allah sama seperti berdoa kepada Allah, baik sebagai permohonan maupun sebagai ibadah, kita merasa takut kepada patung dan berhala.
Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman, “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang menyembah selain Allah, (sembahan) yang tidak dapat memperkenankan (doa) nya sampai hari Kiamat, dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari Kiamat), sesembahan itu menjadi musuh mereka, dan mengingkari pemujaan-pemujaan yang mereka lakukan kepadanya.” (QS. Al-Ahqàf, 46:5-6).
Syirik besar adalah bahwa ia menjadikan sekutu selain Allah yang ia sembah dan taati sama seperti ia menyembah dan mentaati Allah. Syirik kecil adalah bahwa menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah dalam bentuk perkataan atau perbuatan.
Rasulullah Saw. meriwayatkan dari Tuhannya, “Aku-lah yang paling tidak membutuhkan sekutu. Maka siapa yang melakukan suatu perbuatan di mana dalam perbuatan itu ia mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang lain, niscaya akan Ku-tinggalkan ia bersama sekutunya.”
Dalam hadis lain disebutkan, “Sesungguhnya, terkadang seseorang mungkin mengucapkan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan mengantarnya ke neraka selama tujuh puluh musim semi.”
Allah Swt berfirman tentang Nabi Ibrahim, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala; Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia.” (QS. Ibrahim, 14:35-36).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Ingatlah, aku akan memberitahukan kepada kalian tentang dosa yang paling besar, yaitu: menyekutukan Allah, menyakiti kedua ibu bapak, dan perkataan (persaksian) dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim melalui Abu Bakrah).
Dosa yang paling besar ialah mempersekutukan Allah Swt. karena tiada suatu dosa pun melainkan Allah mengampuninya, kecuali syirik atau mempersekutukan Allah. Sebagaimana disebutkan pula dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa, 4:48). Hal inilah yang membuat dosa syirik menempati tingkat yang teratas. “Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kalian jangan menyembah selain Dia.” (QS. Al-Isra’: 23).
Rasulullah Saw. bersabda, “Malaikat Jibril telah berkata kepadaku: “Sesungguhnya kami tidak akan memasuki suatu rumah yang di dalamnya terdapat gambar (patung) atau anjing.” (HR. Bukhari). Dalam hadis yang lain disebutkan, “Malaikat tidak akan memasuki suatu rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar (makhluk hidup).” (HR. Syaikhan).
Rumah yang di dalamnya terdapat patung atau gambar makhluk yang bernyawa atau anjing, tidak akan dimasuki oleh malaikat rahmat. Ketika malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw dalam suatu waktu yang telah dijanjikannya, ternyata Malaikat Jibril tidak mau masuk ke dalam rumah Nabi Saw. Lalu Nabi Saw. menoleh ke bawah, ternyata di dalamnya terdapat seekor anjing, kemudian Beliau mengeluarkannya setelah itu barulah Malaikat Jibril a.s. masuk.
Nabi Saw. bersabda, “Ada lima jenis hewan yang dianggap fasik (jahat), dan harus dibunuh, baik di tanah suci maupun di selainnya ýaitu burung gagak, burung elang, tikus, kalajengking, dan anjing gila.” (HR. Syaikhan dari Ibnu Umar r.a.).
Membunuh binatang tanpa alasan yang hak hukumnya tidak diperbolehkan. Akan tetapi, ada beberapa jenis binatang yang boleh dibunuh, baik di tanah suci ataupun di tanah selain tanah suci, yaitu gagak, elang, tikus, kala jengking dan anjing gila. Nabi Saw. memperbolehkan binatang-binatang tersebut dibunuh karena semuanya itu membahayakan terhadap diri dan harta manusia.
Dalam hadis lain Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila anjing menjilat bejana seseorang di antara kalian, maka bejana tersebut barulah suci bila telah dicuci tujuh kali yang salah satu di antaranya dicampur dengan tanah.” (HR. Muslim).
Lafadz: Inna i ahadikum, pada salah satu di antara wadah milik kalian. Makna yang dimaksud ialah bukan wadah saja, melainkan semua yang dipakai oleh manusia, bahkan anggota tubuh kita sendiri.
Cara mencuci najis karena jilatan anjing ialah dengan membasuh sesuatu yang terkena jilatannya dengan air sebanyak tujuh kali, sedangkan salah satunya dicampur dengan debu. Dapat disimpulkan dari makna hadis ini bahwa najis anjing adalah najis yang berat karena cara mencucinya pun memerlukan tujuh kali ulangan, bahkan salah satunya harus dicampur dengan debu.
Semoga kita terhindar dari hal-hal yang akan murkanya Allah SWT. Wallahu A’lam bish-Bishawab.
Drs.H.Karsidi Diningrat, M.Ag
- Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung
- Wakil Ketua Majelis Pendidikan PB Al Washliyah Periode 2021-2026