JAKARTA – Pengurus Besar Al Jam`iyatul Washliyah [PB Al Washliyah] melalui Majelis Kader PB Al Washliyah akan mencari kader dan instruktur terbaik setiap angkatan latihan kader dari organ bagian, Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) dan Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (Himmah), maupun organ bagian nonjenjang; Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA), Angkatan Puteri Al Washliyah (APA), Muslimat Al Washliyah, Ikatan Guru dan Dosen Al Washliyah (IGDA), Ikatan Sarjana Al Washliyah (Isarah), Satuan Komunitas Pramuka Al Washliyah.
Sekretaris Bidang Kader PB Al Washliyah, Syamsir mengemukakan itu pada siaran persnya, Kamis (19/8/2021). Menurut dia, sistem kekaderan di jajaran Al Washliyah akan direformasi untuk mencapai pola yang lebih baik. Setiap jenjang kekaderan pada angkatan pelatihan, akan dinilai siapa kader terbaik yang berhak akan menyandang predikat terbaik dari yang baik pada latihan kader IPA maupun Himmah.
“Kami mau, setiap angkatan kekaderan itu dapat menghasilkan kader terbaik, penyandang penghargaan tertinggi kader. Tidak ada lagi selepas kekaderan, tanpa pembinaan berkelanjutan dari organisasi. Alumni angktan terbaik akan disiapkan untuk menempati jenjang karir organisasi Al Washliyah, maupun di luar organisasi. Ingat, setiap peserta kader dasar, menengah, atas dan latihan instruktur akan mendapat pembinaan dan pengawasan sesuai kompetensi masing-masing. Tidak ada lagi selepas kekaderan, hilang arah tanpa komunikasi organisasi,” tegas Syamsir.
Demikian halnya organisasi nonjenjang, kata Syamsir. Organisasi nonjenjang dimaksud adalah organ bagian di bawah Organisasi induk Al Washliyah, yang tidak melakukan jenjang kekaderan, seperti yang dilakukan IPA dan Himmah. Tapi, organisasi nonjenjang, wajib mengadakan orientasi keorganisasian, khususnya ke-al Washliyah-an. Termasuk Pengurus Besar (PB Al Washliyah) juga harus diupgrade hingga visi dan misi nya sesuai dengan produk muktamar
Syamsir mengingatkan penyiapan kader berkualitas sangat penting. Karena itu, peran insruktur sungguhlah strategis untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) Al Washliyah pada masa kini dan akan datang. Pihak sekolah/madrasah maupun Kampus Washliyah harus lah mendorong anak didik dan mahasiswa ikut aktif dalam arena kekaderan sebagai tanggungjawab moral untuk kemajuan organisasi.
Apa yang diwacanakan ini akan nonsen (kosong), menurut Syamsir, apabila tidak bersinergi dan kolaborasi antar pengurus majelis, antar pimpinan di tingkat pusat, wilayah, daerah, ranting, kepala sekolah dan rektor.
Al Washliyah harus mempunyai kekuatan yang ril berbasis data. Tidak hanya mengklim jumlah massa. “Yuk kita satu kemauan, satu kekuatan untuk mencapai satu tujuan,” ucap Syamsir, pensiunan wartawan ibukota itu, mengakhiri pernyataannya. [rilis/sir]