AL-JAM’IYATUL WASHLIYAH (Al Washliyah), sebagai jam’iyah sekaligus gerakan diniyah Islamiyah ijtima’iyah.
Sejak awal berdirinya telah menjadikan paham Ahlussunah Wal Jamaah sebagai basis teologi (dasar beraqidah) dan menganut salah satu dari empat mazhab yakni Imam Asy-Syafi’i.
Banyak hal yang dirancang para Ulama dan pendiri Al- Washliyah terdahulu dalam bidang pendidikan, dakwah, amal sosial dan lainya.
Namun secara menyeluruh Al Washliyah juga mengambil peran, posisi sebagai perekat umat dan tampil untuk mengembangkan pengaruh Islam di wilayah Nusantara ini.
Kebesaran Islam tidak akan bisa berkembang dan tampil dengan sendirinya, tetapi kebesaran Islam perlu diperjuangkan.
Perjuangan memerlukan kekuatan dan kekuatan itu ada dalam organisasi yang namanya Al-Jam’iyatul Washliyah.
Untuk itu dalam gerakan tersebut diperlukan kader-kader Al Washliyah yang militan dan tangguh merupakan hasil tempahan zaman berzaman.
Akan tetapi harus diingat pula bahwa perlunya persiapan bekal yaitu kompetensi keilmuan yang ilmiah, keterampilan yang memadai dan integritas yang tinggi.
Sehingga bisa mempertemukan, pendapat yang berbeda atau ingin mengunggulkan pendapat baru memerlukan logika yang sehat, pandangan dan wawasan yang luas.
Dengan demikian agar argumen yang dikemukan bernas dapat dengan mudah masuk ke dalam logika berpikir orang banyak (umat), secara umum dan dari warga Al Washliyah khususnya.
Untuk inilah sangat diperlukan suatu organisasi yang kuat dan berkembang jika memiliki manajerial yang baik dan persiapan yang matang dan terencana sehingga program yang ada dapat terlaksana secara maksimal.
Di samping itu juga misi dakwah, sebagai salah atu misi yang dikembangkan oleh Al Washliyah perlu terus-menerus di jalankan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga juga Al Washliyah dapat menjadi tambatan di hati umat.
Dakwah Al Washliyah dapat berguna bagi mereka yang tidak sempat lagi mengaji dan pengkaji, mereka hanya menelan apa saja yang telah disajikan oleh pendakwah-pendakwah lainnya.
Oleh karena itu, pendakwah yang tepat dan jitu harus juga dipersiapkan, oleh organisasi Al Washliyah dalam hal ini Majelis Dakwah PB. Al Washliyah.
Pendakwah yang menggunakan metodelogi membangun kerangka berpikir yang menghubungkan (me-washalkan), mempererat, merajut, merekatkan, mempersatukan, dan mendamaikan serta menenteramkan umat.
Umat perlu diajak berbuat, beramal sosial, dan membangun masyarakat yang marhamah (cinta dan kasih sayang) dengan sesama. Secara positif mewujudkan moral yang sehat dan kuat.
Hal ini jugalah yang menjadi salah satu bagian, bidang gerakkan Al Jam’iyatul Washliyah yaitu amal sosial, yang berkomitmen untuk bercita-cita ingin mensejahterakan dan membahagiakan umat baik di dunia dan maupun akhirat.
Meminjam pendapat Al-Ustadz Drs.H. Ahmad Hamim Azizi, MA. Seorang Ulama dan Tokoh Al-Washliyah. dalam bukunya, “Al Jam’iyatul Washliyah dalam Kanca Politik Indonesia” beliau berkata:
Bahwa” Pada dasarnya Al-Jam’iyatul Washliyah sama dengan oraganisasi lainnya dalam cita-cita dan tujuannya. Di dirikannya Al Jam’iyatul Washliyah bukan untuk mengkotak-kotakan umat tetapi sebagai salah satu wadah untuk menghimpun umat yang sangat banyak jumlahnya.”
Masih lagi anggota Dewan Fatwa Al Washliyah ini mengatakan, “Kebisaannya Al Jam’iyatul Washliyah tampil dengan ciri tertentu mengajak mereka yang ada kesamaan, kebiasaan untuk sama-sama melakukan aktivitas yang bermanfaat untuk kemajuan hidup dan kemajuan Islam.”
Uraian di atas hanyalah sebagian kecil dari gambaran kegiatan-kegiatan Al-Jam’iyatul Washliyah dalam mengemban tugas dam misinya di tengah-tengah umat .
Wallahu a’lam bish sahwab.
Nashrumminallahi wafathun qariib wabasyiril mukminin.
Sekali Washliyah tetap Washliyah.
Wassalam.
Aswan Nasution
- Penulis adalah Alumni Qismu âAly Al Washliyah 79â Ismaâiliyah, Medan, Sumatera Utara.
- Berdomisili di Lombok, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).