Al Jam’iyatul Washliyah, lebih dikenal dengan Al Washliyah, merupakan organisasi Islam yang didirikan di kota Medan, Sumatra Utara, pada tanggal 30 November 1930. Hari itu sangat bertepatan dengan 9 Rajab 1349 H. Sejarah berdirinya Al Washliyah ini didirikan pada masa penjajahan Hindia Belanda, dimana para pendiri organisasi Al Washliyah juga ikut berpartisipasi dalam melawan para penjajah.
Banyak tokoh-tokoh besar Al Washliyah ditangkap oleh Belanda dan dijebloskan ke penjara hingga menjadi syahid. Jika dihitung dari 1930 maka usia Al Washliyah saat ini telah memasuki hitungan ke-92 tahun. Usia yang sudah tua untuk sebuah organisasi namun masih muda untuk sebuah semangat dakwah dan perkembangan dunia Islam.
Al Washliyah memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh organisasi keagamaan lain, pada konteks positioning dalam percaturan politik dalam negeri, yaitu tetap memegang teguh independensi dan memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap anggotanya untuk memasuki partai politik atau organisasi-organisasi yang disahkan oleh Pemerintah. Independensi itu membuat Al Washliyah tetap mampu menjaga kemurnian perjuangan, tanpa harus dibebani oleh kepentingan politik tertentu. Barangkali demikianlah seharusnya sebuah organisasi keagamaan menjalankan eksistensinya; murni dan jujur.
Mungkin benar bahwa Al Washliyah tidaklah sebesar atau seterkenal organisasi-organisasi keagamaan lain, namun itulah justru nilai lebih yang dimiliki oleh Al Washliyah. Secara keanggotaan, Al Washliyah bagai memfilter dirinya sendiri, sehingga yang masuk menjadi anggota adalah orang-orang yang secara tulus dan ikhlas mau berjuang di dalam Islam, tanpa pretensi politik atau kepentingan di luar agama. Tetapi bukan berarti lantas Al Washliyah menjadi sebuah organisasi yang eksklusif, apalagi introvert, yang punya kecenderungan memusuhi kalangan lain yang berbeda jalan pemikiran. Al Washliyah justru sangat moderat dan senantiasa menghormati setiap perbedaan.
Puncak acara milad Al Washliyah pada 30 November lalu, yang diselenggarakan di Karawaci, Banten, merupakan gambaran dari bagaimana posisi Al Washliyah di dalam perkembangan negeri ini. Menghadirkan da’i terkenal Ustadz Abdul Somad sebagai penceramah di acara milad Al Washliyah bisa dianggap sebagai simbolisasi dari betapa Al Washliyah juga selalu berada di dalam setiap gerak yang terjadi di Indonesia, secara dinamis, modern dan terbuka. Sesuatu yang positif seperti ini harus terus dikembangkan sehingga ke depannya Al Washliyah lebih mampu mengambil peran di masyarakat, dalam koridor kegiatan dakwah, pendidikan, sosial dan ekonomi.
Satuan Komunikasi (Sako) Pramuka Al Washliyah yang merupakan bagian penting dalam tubuh Al Washliyah adalah sebuah ruang dimana para anggota Pramuka bisa bergerak di dalam semangat jihad Al Washliyah; Jihad fi sabilillah untuk mencapai mardhatillah. Setiap anggota Pramuka sudah tentu memiliki kekuatan fisik dan mental yang amat terlatih, maka kemudian fisik dan mental yang kuat itu selayaknya dibekali pula oleh kekuatan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sako Pramuka Al Washliyah mengisi ruang penguatan keimanan itu bagi para anggota Pramuka yang memeluk Agama Islam.
Sako Pramuka Al Washliyah selayaknya memang pada perkembangan ke depan tidak berhenti pada posisi sebagai pelengkap infrastruktur akademis maupun non akademis di lingkungan Al Washliyah. Di masa sekarang dan masa datang, Sako Pramuka Al Washliyah setidaknya mampu menjadi salah satu kawah candradimuka bagi lahirnya pemimpin-pemimpin Al Washliyah, dalam konteks regenerasi kepemimpinan. Sistem pendidikan dan pelatihan di Gerakan Pramuka sangatlah membuka peluang bagi lahirnya calon-calon pemimpin, bukan saja memimpin Al Washliyah, tetapi juga memimpin bangsa dan negara. Sako Pramuka Al Washliyah akan mengambil peran itu secara aktif dan dinamis.
Akhirnya, selamat ulang tahun Al Washliyah. Selamat menjalani tahun-tahun ke depan dengan penuh optimisme dan kesungguhan, seraya tetap memegang teguh nilai-nilai awal yang ditanam oleh para pendiri Al Washliyah 92 tahun lalu. Semoga menjadi lebih matang di usia 92 tahun, semoga selalu tetap muda di dalam semangat perjuangan menegakkan nilai-nilai Ke-Islaman.
Muhamad Zarkasih
(Ketua Sako Pramuka Al Washliyah Tingkat Nasional)