“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” [QS. Fushshilat: 33].
KALANGAN aktivis dakwah, ditangan kitalah harapan Islam diletakkan. Harapan agar Islam menampakkan jati dirinya sebagai rahmat bagi semesta alam.
Harapan agar Islam menjadi kenyataan keseharian di tengah kehidupan masyarakat tanpa ada fitnah dalam agama.
Harapan agar Islam memimpin peradaban. Untuk itulah dakwah terus kita lakukan, untuk itulah kebenaran terus kita perjuangkan, untuk itulah perjuangan senantiasa kita tunaikan.
Hanya mereka yang mampu tegar di jalan dakwah, akan dapat merasakan kenikmatan perjuangan. Berbagai hambatan dirasakan sebagai kenikmatan dalam beraktivitas, menambah dinamika pergerakan.
Mereka tidak gentar menghadapi tantangan, sebab telah diyakini bahwa Allah akan menolong akitivis di jalan-Nya.
Bisa jadi mereka tak punya apa-apa, namun mereka paham bahwa mereka masih memiliki Allah dalam dada. Dan di situlah letak ketakutan.
Hanya mereka yang mampu tegar di jalan dakwah, akan dapat kemuliaan [‘izzah]. Hanya mereka yang tegar di jalan dakwah yang memiliki optimisme dalam perjuangan, sesuatu yang amat mahal saat ini.
Tentu banyak kaum muslimin yang pesimistis terhadap masa depannya sendiri. Ia tidak memahami bahwa masa depan telah pasti di tangan Islam.
Perasaan cemas dan serba khawatir akan senantiasa menghantui orang-orang yang tidak terlibat dalam gerakkan dakwah Islam.
Kalangan aktivis dakwah, jika ada dua pilihan dalam kehidupan, untuk menjadi pemikul beban dakwah ataukah menjadi beban bagi dakwah, mengapa tidak segera memilih nya?
Hanya mereka yang tegar di jalan dakwah, akan bisa memilih alternatif terbaik yang mampu mengantarkannya ke pintu gerbang kemenangan.
Inilah saat yang tepat, untuk mengabdikan diri kita secara total kepada Allah dalam sebuah pergerakan perjuangan mengemban misi-misi Islam.
Waktu akan terus berjalan, tanpa peduli, menggilas dan meninggalkan mereka yang masih suka bersantai menyibukkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat bagi kehidupan abadinya.
Firman Allah: “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak [pula] oleh jual beli dari mengingat Allah, dan [dari] mendirikan sembahyang, dan [dari] membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang [di hari itu] hati dan penglihatan menjadi gonjang.” [QS. An Nur: 37].
Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [QS. Al-Munafiqun: 9].
Saatnya telah tiba, memperbaiki persiapan-persiapan, kemudian melangkah secara pasti di medan dakwah yang penuh tantangan.
Raih masa depan yang gilang-gemilang. Rajut peradaban yang berkilau cemerlang.
“âĤNashrum minallahi wa fathun qariib wabasysyiril mu’minin.” [âĤpertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat [waktunya]. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.”] [QS. Ash Shaff: 13].
La tahzanu wala takhafu. Innallaha ma’ana ! Wallahu a’lam bish shawab.
Aswan Nasution
Alumni 79 Al Qismul A’ly Al Washliyah, Ismai’liyah Medan & Alumni 83′ Fak. Syari’ah Universitas Islam Sumatera Utara [UISU] Medan, Sumatera Utara.