DKI Jakarta

pbwashliyah@gmail.com

IndonesianArabicThaiEnglishChinese (Simplified)

Hj Indra Gempita: Bacalah Selalu Al Qur`an Dengan Beradab

ALLAH Subhanahu wa ta’ala telah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami tetap memeliharanya”. (QS. Al-Hijr, 15: 9). Dan dalam berfirman-Nya yang lain dalam surat al-Baqarah: 121, : “Orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya.”

Dalam surat al-Jumu’ah ayat 9-10, : “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

Sudah dimaklumi bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah yang menjadi mukjizat, yang diturunkan kepada junjungan kita Muhammad saw., yang dengan membacanya dihitung ibadah.

Di antara sebab terjaganya Al-Qur’an di dalam hati dan mushhaf adalah melanggengkan membacanya, membiasakan terus-menerus mempelajarinya dengan disertai menjalankan adab dan syarat-syaratnya serta menjaga amal-amal batin dan adab-adab zahir yang ada di dalamnya.

Perlu diketahui, bahwa membaca Al-Qur’an itu harus disertai adab-adabnya yang lahir dan batin. Seorang hamba tidak akan dihitung sebagai pembaca al-Qur’an yang sebenarnya, sempurna bacaannya sehingga mendapat tempat di sisi Allah, melainkan terlebih dahulu ia harus beradab dengan adab-adab yang lahir dan batin. Orang yang mengabaikan adab-adab tersebut, tiada memelihara tata tertib, belum dihitung sempurna bacaannya, meski tidak sia-sia bacaannya itu, karena ia akan beroleh pahala sekadarnya.

Tidak diragukan lagi bahwa orang yang membaca kitab Allah yang mulia dan kalam-Nya yang menjadi mukjizat adalah sedang bermunajat pada Tuhannya dengan kalam-Nya yang mulia. Maka, kita harus mengagungkan kitab-Nya, menjaga hukum-hukum bacaannya, dan bertata krama dengan adab yang sesuai dengan keagungan kalam Tuhannya. Di antara adab-adabnya adalah sebagai berikut:

Hendaknya tujuan dari membaca, memahami, dan menghapal al-Qur’an adalah demi meraih ridha Allah, untuk meraih pahala-Nya, dan menjauhkan diri dari neraka-Nya. Bukan membaca demi mendapatkan pujian dan sanjungan serta untuk menyangi orang lain. Jangan sampai membaca demi agar diagungkan manusia, dan agar diutamakan dalam berbagai acara.

Hendaknya tidak mengharapkan manfaat duniawi dan gajih atas bacaannya. Jangan sampai bertujuan untuk meraih hal-hal duniawi seperti harta, pangkat, pekerjaan, kekuasaan, menjadi hakim.

Hendaknya membaca al-Qur”an dalam keadaan suci, artinya dalam keadaan telah berwudhu. Jika membaca dalam keadaan hadats boleh dengan ijma’ kaum muslimin. Hadits-hadits tentang hal ini banyak sekali. Imam al-Juwaini berkata, “Tidak dikatakan melakukan hal makruh, akan tetapi ia meninggalkan yang lebih utama (afdhal).

Hendaknya beristidzah kepada Allah dari setan yang dirajam ketika akan membaca al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman, : “Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98)

Hendaknya membersihkan mulut dengan siwak dan memakai wangi-wangian. Karena kita bermunajat pada Tuhan kita dan membaca kalam-Nya.

Hendaknya membaca al-Quran dengan khusyu, dengan penuh tadabur, dan sungguh-sungguh. Hendaknya wibawa al-Qur’an menguasai hatinya dan hendaknya kita menangis ketika membacanya.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-Isra, 107-109, : “Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata, ‘Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi’. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'”.

Hendaknya tempat untuk membaca al-Qur’an suci. Tempat yang paling suci dan bersih adalah masjid. Karenanya, sementara kalangan ulama mensunnahkan membaca al-Qur’an di dalam masjid. Karena masjid, selain suci dan mulia, juga mendatangkan banyak keutamaan. Di antaranya keutamaan i’tikaf. Orang yang duduk di dalam masjid disunnahkan niat i’tikaf, baik kita lama atau sebentar berada di dalam masjid.

Hendaknya kita menghormati al-Qur’an dengan penuh penghormatan, dan menjauhi hal-hal yang menafikan penghormatan kepada al-Qur’an seperti tertawa, bergurau, meremehkan, dan berbicara di tengah-tengah membaca al-Qur’an. Allah Swt. berfirman dalam surat al-A’raaf: 204, : “Dan apabila dibacakan al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”

Hendaknya menghadap kiblat ketika membaca al-Qur’an. Dalam hadits dikatakan, : “Sebaik-baik majelis adalah yang menghadap kiblat.”

Hendaknya kita bersujud di tengah-tengah membaca jika kita membaca ayat yang ada sajdahnya. Rasulullah saw. bersujud ketika membaca ayat yang ada sajdahnya. Dalam sujudnya beliau berdoa, : “Ya Allah, catatlah untukku dengannya (sujud) pahala di sisimu, dan hapuslah dengannya dosa dariku, dan jadikanlah dengannya simpanan di sisimu, dan terimalah ia (sujud) dariku sebagaimana Engkau menerimanya dari hamba-Mu, Dawud.”

Hendaknya kita duduk dengan merendahkan hati (tawadhu) ketika membaca dan mendengarkan al-Qur’an, dan hendaknya kita khusyu dan merendah di hadapan Allah swt.

Hendaknya dalam membaca al-Qur’an merenung dan memahami makna-makna ayat al-Qur’an dengan penuh kesadaran dan tidak lalai. Sedikit membaca dengan merenung dan memahami maksudnya lebih baik ketimbang banyak membaca tanpa merenung dan memahaminya.

Berkata sebagian para salaf, “Membaca surah az-Zalzalah dan al-Qari’ah dengan merenung dan memahaminya, lebih aku sukai dibanding membaca seluruh al-Qur’an tanpa memahami apa pun juga.” Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa pada setiap ayat al-Qur’an terdapat makna yang lahir dan yang batin, yang terbatas dan yang luas. Allahu A’lam bish shawwab.

Hj. Indra Gempita

  • Ketua Lembaga Taman Pendidikan Al Qur`an (TPA) Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Pusat.

lihat lebih banyak lagi

Pengurus Baru Dikukuhkan di Istiqlal, Ketum PB Al Washliyah Jadi Penasehat OIC Youth Indonesia

JAKARTA - OIC Youth Indonesia sukses menggelar pelantikan pengurus baru bertajuk Inauguration of OIC Youth Indonesia National Board Term 2024-2029 pada Rabu, 15 Januari...

Ini Jadwal Empat Hari Safari Ketua Umum PB Al Washliyah di Samarinda Kaltim

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam'iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM mengadakan safari dakwah di Samarinda, Kalimantan Timur, selama 4...

Dijadwalkan Dilantik Ketua Umum PB, Ini Dia Pengurus Al Washliyah Kalimantan Timur

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM, sesuai jadwal akan melantik Pengurus Wilayah Al Washliyah Kalimantan...

Ketua Umum PB Al Washliyah Lawatan ke Thailand Selatan Kuatkan Kerjasama Dakwah dan Pendidikan

PATTANI - Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam`iyatul Washiyah (PB Al Washliyah), Dr.H.Masyhuril Khamis, SH,MM melakukan lawatan ke Yala dan Pattani, Thailand Selatan selama...